T
U G A S
KAPITA
SELEKTA PENDIDIKAN KIMIA
”GURU
DAN PERBUATAN MENGAJAR”
DOSEN
PENGAMPU : NOPRIAWAN BERKAT ASI, S.Si, M.Pd
DISUSUN
OLEH :
DESI
RISTIANA (ACC 115 002)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
PENDIDIK DAN PERBUATAN MENDIDIK/MENGAJAR
KIMIA
A. Karakteristik Pendidik/Pengajar Kimia
Guru
profesional adalah guru yang mampu mendidik anak muridnya menjadi generasi yang
mampu bersaing dan memiliki moral yang baik, seorang pendidik hendaknya
memiliki perilaku yang baik yang mampu menjadi tauladan yang patut diikuti oleh
siswa, keprofesionalitas guru sangat penting bagi para pendidik sehingga ia
mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Karena guru mempunyai tugas yang sangat
berat dalam mendidik, mengarahkan dan memotifasi peserta didik untuk menjadi
siswa yang pandai dan bermoral. Untuk mencapai pendidik yang baik maka para
pendidik hendaknya mampu memiliki karakter yang baik pula.
Karakteristik
adalah suatu sifat atau karakter yang baik yang harus dimiliki atau dikuasai
oleh seorang pendidik untuk menghasilkan suatu generasi yang bermartabat dan
berahlak. Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Menguasai Kurikulum
Seorang guru hendaknya menguasai dan menjalankan
kurikulum yang sudah berlaku atau yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Kurikulum yang dimaksud ialah serangkaian rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. (UU nomor 20 tahun 2003). Dengan adanya kurikulum ini seorang
pendidik mengetahui cara mengajar yang baik sesuai perkembangan pola pikir
peserta didik.
2.
Menguasai Materi yang di Ajarkan
Pelajaran merupakan serangkaian materi yang diajarkan
oleh pendidik dalam kelas, pelajaran yang ini sangat berperan penting bagi
peserta didik dalam mendapatkan informasi, jadi seorang pendidik hendaknya
menguasai semua materi pelajaran yang ia sampaikan kepada peserta didik.
Apabila pendidik tidak menguasai materi yang ia sampaikan maka penyampaian
materi atau informasi tidak efektif atau tidak masuk.
3.
Terampil Menggunakan Multi Metode Pembelajaran
Metode pengajaran adalah cara pendidik dalam
menyampaikan atau mengajar peserta didik, dimana metode pengajaran yang tepat
dapat mendorong semangat peserta didik untuk menjadi lebih giat dalam belajar
dan juga dapat dengan mudah dipahami apa yang di ajarkan, selain metode penyesuaian
kondisi dan suasana juga sangat diperlukan dalam proses ngajar-mengajar bagi para
pendidik.
4.
Mempunyai Perilaku yang Baik
Moral (perilaku baik) adalah suatu perbuatan baik yang
ada dalam diri seseorang. Jadi seorang pendidik hendaknya mempunyai perilaku
atau moral yang baik agar mampu menjadi tauladan atau contoh bagi peserta
didik, dengan adanya moral ini seorang pendidik mampu mengontol kelakuan maupun
sikap saat mengajar sehingga tidak adanya perbuatan atau sikap yang tidak di inginkan
saat mengajar.
5.
Memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luas nya
Seorang pendidik hendaknya disiplin dalam menjalankan
tugas yang ia jalankan sebagai seorang pendidik, kedisiplinan yang dimaksud
di sini yakn i; disiplin waktu, seorang pendidik hendaknya datang tepat waktu saat melakukan tugasnya, sehingga dengan kedisiplinan waktu yang di lakukan bagi
pendidik dapat menjadi tauladan atau contoh yang dapat diikuti bagi peserta
didik.
6.
Mampu Berkomunikasi
Seorang pendidik hendaknya mampu berinteraksi dengan
orang tua peserta didik maupun masyarakat setempat untuk turut serta memberikan
arahan bagi para peserta didik supaya proses pelajaran tidak hanya dilakukan di
lingkungan sekolah saja.
B. Sistem Pengelolaan Kelas
Definisi
pengelolaan kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan
Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
1.
Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni
seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban
suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2.
Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni
pandangan ini menekankan bahwa tugas guru adalah memaksimalkan perwujudan kebebasan
siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang
ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi
perkembangan anak secara alamiah.
3.
Pengelolaan kelas yang berdasarkan
prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang
diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Secara singkat, guru membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat
melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan
(reinforcement).
4.
Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim
sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran
dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas
yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini
guru memegang peranan kunci. Peranan guru adalah mengembangkan iklim
sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal
yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional
kelas yang positif.
5.
Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa
kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai
intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung
dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai
kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan
belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru
adalah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif.
Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk
menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).
Disimpulkan
bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja
dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya
proses belajar mengajar di kelas. Pengelolaan kelas sangat berkaitan dengan
upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (penghentian perilaku peserta didik yang
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh
peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, di
dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang ada.
Dalam pengelolaan kelas terdapat dua
komponen yang sangat penting yaitu guru dan siswa. Guru dalam menjalankan
fungsinya tidak hanya bertindak sebagai penyampai materi pelajaran tetapi juga
dapat berfungsi selaku pengelola atau “manager” kelas. Siswa ditempatkan tidak
hanya sebagai obyek yang menjadi sasaran pembelajaran tetapi juga dapat
diposisikan sebagai subyek yang dinamis dan ikut dilibatkan dalam proses atau
kegiatan pengelolaan kelas.